Rabu, 15 Oktober 2014

Paket Wisata Geopark Ciletuh

Kawasan Ciletuh, Tamanjaya-Ciemas, Kabupaten Sukabumi dikenal sebagai salah satu dari tiga tempat di Pulau Jawa yang menyingkapkan kelompok batuan berumur paling tua di Pulau Jawa sehingga menjadikan daerah ini sangat unik dan langka secara geologi. Batuan yang tersingkap dipermukaan memperlihatkan pemandangan yang sangat eksotis, baik dari segi komposisi batuannya maupun dari segi  alamnya, sehingga menjadikan kawasan Ciletuh sangat unik dan tidak ditemukan ditempat lain.
Untuk mengunjungi tempat-tempat indah ini kami menyediakan paket wisata dengan beberapa pilihan sesuai dengan keadaan tempat. Paket Wisata Geopark Ciletuh ini dikemas ke dalam beberapa bagian yaitu wisata darat dan wisata laut. Untuk wisata darat kita bisa menggunakan mobil ataupun motor baik mobil biasa maupun mobil offroad,  untuk wisata laut sendiri kita bisa menggunakan perahu nelayan. Di dalam perjalanan wisata dapat ditemui perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan, bukit yang indah, pesawahan dan para pengrajin gula penduduk sekitar, selanjutnya untuk akses ke beberapa tempat wisata akan ditempuh dengan jalan setapak.
 

Harga Paket

PAKET A
Didalam paket ini perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata menggunakan mobil offroad jenis Land Rover.

Rp    750.000,-  /Orang untuk Lima (5) Orang

Rp    680,000,-  /Orang untuk Sepuluh (10) Orang

Tujuan Wisata : 

PANENJOAN - CURUG AWANG - CURUG TENGAH - CURUG CIMARINJUNG - CURUG SODONG - PANTAI PALANGPANG 

Fasilitas :  

Retribusi, Welcome Drink, Home Stay, Makan 3x, Mobil Offroad, Supir, Biaya Parkir, Tour Guide, Souvenir Traditional, Minuman Istirahat, Makanan Khas, Hiburan Seni Budaya, P3K.


PAKET B
Pilihan paket wisata lainnya yang tidak jauh berbeda dengan paket A, hanya dalam perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata ini menggunakan mobil Avanza/Xenia.
Rp    612.000,-  /Orang untuk Lima (5) Orang

Rp    540,000,-  /Orang untuk Sepuluh (10) Orang
Rp    370,000,-  /Orang untuk Duapuluh (20) Orang


Tujuan Wisata : 

PANENJOAN - CURUG AWANG - CURUG TENGAH - CURUG CIMARINJUNG - CURUG SODONG - PANTAI PALANGPANG 

Fasilitas :  

Retribusi, Welcome Drink, Home Stay, Makan 3x, Mobil Offroad, Supir, Biaya Parkir, Tour Guide, Souvenir Traditional, Minuman Istirahat, Makanan Khas, Hiburan Seni Budaya, P3K.

Surga Dunia Itu Bernama 'Geopark Ciletuh'


Wilayah selatan Sukabumi, tepatnya di Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi ada ‘pusaka’ yang terpendam sejak puluhan juta tahun lalu.



Di Ciletuh inilah, terdapat kelompok bebatuan berumur paling tua di Pulau Jawa. Keberadaan taman bumi (geopark) menjadikan daerah ini sangat unik dan langka secara geologi.

Selain di tempat ini, masih ada dua tempat serupa di Pulau Jawa. Yakni di Karangsambung, Kebumen yang telah diresmikan sebagai cagar alam geologi serta di Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Batuan yang tersingkap di permukaan Ciletuh memperlihatkan pemandangan yang sangat eksotis, baik dari segi komposisi batuannya maupun dari segi alamnya. Ini menjadikan Ciletuh sangat unik dan menarik buat dikunjungi dan dipelajari.

Gugus batuan di sini yaitu batuan bancuh yang berumur pra-tersier atau zaman kapur sekitar 55 juta hingga 65 juta tahun lalu, kandungan fosil, proses, dan bentang alam, serta proses geotektonik yang jarang ditemukan. Semua itu merupakan bukti proses alam khususnya geologi yang dapat diunggulkan dan dibanggakan Provinsi Jabar.

Geopark Ciletuh ini memiliki karakteristik yang khas, unik, sekaligus langka. Kawasan ini memperlihatkan dua penggalan kerak bumi yang berbeda sifatnya karena tersusun dari batuan yang berasal dari lempeng samudera dan lempeng benua. Adapun singkapan batuan atau fenomena lainnya dapat ditemukan di daerah komplek Gunung Beas, Gunung Badak, dan Gunung Citireun.

Pada akhir pekan lalu, Bio Farma bersama Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) dan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar memperkenalkan keunikan dan keunggulan Geopark Ciletuh.

Direktur Utama Bio Farma Iskandar mengatakan, kawasan ini memiliki potensi wisata geologi yang unik dan eksotik. Bio Farma, katanya, memiliki desa binaan baru di kawasan ini, yakni Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas.

Dia menilai kawasan Ciletuh sangat penting sebagai lokasi untuk mempelajari ilmu geologi, khususnya aspek tektonik, petrologi, stratigrafi, mikropaleontologi, dan geomorfologi. Selain itu, Geopark Cilteuh juga memiliki masyarakat yang masih mempertahankan budaya dan kearifan lokal.

“Untuk itulah Bio Farma bersama Pemprov Jabar dan komunitas Papsi berinisiatif mengembangkan Kawasan Ciletuh menjadi kawasan percontohan untuk kelengkapan wisata geologi di Jawa Barat,” paparnya.

Batu Unik dan Curug Tersebar di Geopark Ciletuh
Kawasan Ciletuh berjarak sekitar 135 km Dari Kota Sukabumi. Kontur jalan yang naik turun, menikung, ditambah sempitnya jalan dan kerusakan di sejumlah titik, membuat waktu tempuh dari Kota Sukabumi ke Ciletuh baru dapat dicapai sekitar enam jam.

Namun, perjalanan panjang itu akan terbayarkan saat kita sudah tiba di kawasan tersebut. Teluk Ciletuh, Pulau Mandra dan keindahan alam lainnya, berupa batu-batu tua dan air terjun, seolah-olah menjadi obat penghilang lelah.

Ketua Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) Endang Sutisna memaparkan, di Ciletuh para wisatawan bisa melihat batu dengan relief menyerupai batik. Relief di batu yang berusia jutaan tahun lalu itu, kata Endang, merupakan hasil buatan alam.

Selain itu, lanjutnya, ada Batu Kasur yang berbentuk menyerupai kasur, Batu Jendela yang berbentuk menyerupai jendela, dan Batu Haok yang bisa memantulkan bunyi ketika kita berteriak.

Keindahan alam di wilayah itu, dilengkapi dengan masih adanya banteng khas Sukabumi bagian selatan. Meski makin jarang dijumpai, Endang meyakinkan kalau banteng itu masih hidup di Ciletuh.

“Yang menarik bagi wisatawan, di daerah sini juga ada sejumlah air terjun, misalnya Curug Awang plus gua yang banyak burung waletnya, Curug Tengah yang memiliki dua undak air terjun pendek, dan Curug Puncakmanik yang memiliki tinggi 100 meter,” jelasnya, Minggu (15/9).

Geopark Ciletuh meliputi sejumlah desa, seperti Tamanjaya, Ciwaru, Mekarsari, Mandrajaya, dan Sidamulya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Selain warga Sukabumi dan sekitarnya, Endang mengemukakan wisatawan dari Bandung dan Jakarta juga kerap mengunjungi Ciletuh. Selain itu, sejumlah akademisi pun kerap datang untuk melakukan penelitian di kawasan ini.

Dia berharap, Geopark Ciletuh bisa semakin dikenal dan menjadi salah satu Taman Bumi yang dilindungi. Dengan begitu, lanjut Endang, kawasan ini bisa menjadi salah satu andalan wisata alam bagi Sukabumi, atau Jawa Barat.

“Untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini sejumlah aspek memang perlu pembenahan, seperti kondisi alam yang saat ini coba kami tingkatkan dengan penghijauan. Selain itu, akses jalan menuju ke Ciletuh juga harus menjadi perhatian,” harapnya.

Sabtu, 11 Oktober 2014

3 Rekomendasi Kuliner Malam di Sukabumi


Kadang Sukabumi menjadi kota persinggahan jika orang mau ke Bogor, Cianjur, atau Bandung. Seperti di postingan saya sebelumnya, saat saya bersama teman-teman dari Jakarta hendak ke Situs Gunung Padang, Cianjur, kita sempat berhenti sejenak di Sukabumi untuk menikmati beberapa hidangan kuliner malam.
Kita yang memasuki kota Sukabumi dengan perut kosong, dalam dua jam kemudian telah meninggalkan kota Sukabumi dengan perut kenyang, dan puasssss…..
Berikut 3 hidangan kuliner yang kita santap saat itu (foto-foto diambil oleh teman perjalanan saya, bang Joe Wongkar, spekology.com) :
1. Ayam Bakar dan Goreng Mang Oni
Berhubung perut sudah kosong sejak dari Jakarta, maka pertama-tama yang dituju adalah makanan berat.Restoran…eh warung makan yang saya rekomendasikan adalah Ayam Bakar dan Goreng Mang Oni dengan menu favoritnya adalah ayam bakar dan tumis ikan peda atau tumis ikan sepat.
Warung kaki lima ini berlokasi di seberang Bank Mandiri, atau di salah satu sisi di seberang toserba Tiara.

Menu-menu yang ada di warung ini khas Sunda bingitttt… dengan nasi timbel, sambal, lalapan dan pete nya.
Dari sekian banyak menunya, yang saya rekomendasikan ya ayam bakar dan tumis sepat/peda, bisa dikombinasikan dengan pesan dua menu tersebut untuk mendapatkan citarasa pedas-manis Ayam Bakar dan asin-pedas nya si tumis sepat/peda.
Yang bikin ayam bakar di Mang Oni ini beda dengan ayam bakar di tempat lain, adalah bumbunya lebih meresap ke daging ayamnya hingga ke tulang. Dari penampilan luar juga cukup terlihat, jika di pecel ayam pada umumnya warna ayam yang belum dibakar biasanya kuning pucat, disini warnanya coklat, terasa bahwa bumbu bacemannya lebih banyak.

Untuk tumis ikan sepat atau ikan peda nya, katanya sih lebih spesial kalau pake pete. Karena saya gak suka pete, ya saya belom bisa membenarkan hal tersebut. Tapi emang tumis sepat/peda disini juara… enak banget dimakan sama nasi timbel dan sambal terasi. Jarang-jarang nih kaki lima menyediakan menu seperti ini.

Soal harga, menu-menu disini tergolong murah menurut saya. Harganya wajar dan ramah buat kantong lah.
Anda harus coba!
2. Piscok Cakra – beda
Setelah kenyang dan puas di warung Mang ONI, untuk desert… ceilehh… kita memilih yang manis-manis. Kebetulan di seberang jalan warung Mang Oni adalah toserba Tiara, dimana di salah satu sudut pelatarannya ada Piscok Cakra, maka kita putuskan untuk kesitu.


Karena tujuan utamanya adalah untuk icip-icip doank, ya kita pesannya cuma seporsi piscok keju aja buat dimakan berame-rame 4 orang (bilang aja buat ngirit, red).

Cerita lengkap tentang piscok cakra ini pernah saya ulas sebelumnya. Tagline piscok ini adalah cokelatnya meledak di mulut, yang memang isian coklat cairnya yang lumayan banyak untuk per gulungan piscoknya. Manisnya coklat cair tersebut berpadu sempurna dengan pisang dengan tingkat kematangan yang pas dan gurihnya parutan keju.
Anda harus coba!
3. Bandros Mang Ata
Lokasi ketiga yang kita tuju dan saya rekomendasikan ke teman-teman adalah nongkrong di warung Bandros Mang Ata. Tujuan kita adalah mencari kehangatan minuman bandrek yang ditawarkan dan tentu saja sajian utamanya, Bandros.
Kalau jelasin ke teman-teman saya yang dari Jakarta, yang biasa suka nanya Bandros itu apa, saya jelasinnya ya Bandros itu penganan khas Sunda, bentuknya kayak kue pancong tapi nempel jadi satu sesuai cetakannya. Dalam adonannya ada senjata rahasia yang bikin penganan ini enak, yaitu potongan-potongan kelapa. Yang bakal kerasa krezzzzz nya kalo digigit.
Ada dua jenis bandros yang ditawarkan, yang biasa dan yang rasa coklat. Saya sih lebih suka yang rasa coklat, harganya lebih mahal dua ribu dari yang rasa biasa. Kalo gak salah ingat, seporsi bandros coklat harganya Rp8,000.

Seperti tadi yang saya bilang, menikmati Bandros ini akan lebih lengkap jika dipadu dengan minum bandrek susu panas…. beuhhh…. Sukabumi yang dingin di malam hari, jadi berasa anget.

Bandros Ata yang berlokasi di jalan Gudang sebelum perempatan lampu merah ini memang selalu ramai di malam hari, bahkan sering antri. Walau lokasinya di atas trotoar, hal tersebut tidak mengurangi kenikmatan orang-orang untuk menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat nongkrong favorit di Sukabumi.

Yak tiga tempat tersebut yang saya rekomendasikan ke teman-teman saya saat sejenak lewat Sukabumi. Masih banyak tempat lainnya yang gak kalah enak dan unik, tapi ya waktu sudah semakin malam, perut semakin kenyang, dan dompet semakin tipis, jadi ya kita putuskan untuk menyudahi petualangan kuliner kita malam itu.

  • KOMODITI DAGING SAPI DAN KERBAU ALAMI KENAIKAN HARGA 5,26 PERSEN



Komoditi Daging Sapi dan Kerbau, di Kota Sukabumi, pekan ini mengalami kenaikan harga sebesar 5,26  persen, atau sebesar 5 ribu rupiah, dari harga pekan lalu 95 ribu rupiah, menjadi 100 ribu rupiah per kilogram. Demikian pula komoditi komoditi Bawang Merah, juga mengalami kenaikan harga sebesar 20 persen, atau sebesar 3 ribu rupiah, dari harga pekan lalu 15 ribu rupiah, menjadi 18 ribu rupiah per kilogram.

Adapun faktor yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga terhadap kedua komoditi tersebut, menurut Kepala Diskopperindag (Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan) Kota Sukabumi, Drs. Ayep Supriatna, M.M., karena pasokan dari berbagai daerah mengalami penurunan, yang mengakibatkan harga kedua komoditi tersebut terkoreksi naik.

Sedangkan harga barang-barang bahan pokok dan barang-barang penting strategis lainnya, seperti dijelaskan Kepala Diskopperindag Kota Sukabumi relatif stabil, serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran. Antara lain, Beras Ciherang 9 ribu rupiah, Beras IR 64 KW I Jampang 8 ribu 200 rupiah, Beras IR 64 KW II Jampang 7 ribu 800 rupiah, Daging Kambing 80 ribu rupiah, Daging Ayam Broiler 30 ribu rupiah, Ikan Mas Segar 25 ribu rupiah, dan Ikan Nila Segar 20 ribu rupiah per kilogram.

Kemudian Minyak Goreng dalam kemasan 14 ribu rupiah per liter, Minyak Goreng Curah 11 ribu rupiah, Gula Pasir 10 ribu rupiah, Tepung Terigu 7 ribu 500 rupiah, Bawang Putih 12 ribu rupiah, Cabe Merah 35 ribu rupiah, Cabe Rawit Merah 18 ribu rupiah, Cabe Rawit Hijau 18 ribu rupiah, Kentang 11 ribu rupiah, Kacang Hijau 21 ribu rupiah, dan Kacang Kedelai 10 ribu rupiah per kilo gram.

Selanjutnya Susu Kental Manis 11 ribu rupiah per kaleng, Susu Bubuk ukuran 400 gram 24 ribu rupiah per doos, serta Gas Elpiji ukuran 3 kilogram 17 ribu 500 rupiah, Gas Elpiji ukuran 12 kilogram 120 ribu rupiah, dan Minyak Tanah 15 ribu rupiah per liter.

Ditandaskannya, stok barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang penting strategis lainnya cukup tersedia, serta penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut dalam kondisi aman dan lancar.

Ke Cianjur-Sukabumi dengan Ular Besi

Kereta api Siliwangi dari Stasiun Bumiayu menuju Stasiun Paledang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/10/2014). Pemandangan alam dan hamparan sawah menjadi pemandangan selama perjalanan. Kereta api menjadi salah satu transportasi yang dapat digunakan saat berwisata ke Sukabumi.

BINGUNG mencari lokasi wisata alternatif? Rute kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur dapat menjadi pilihan. Apalagi, jika sudah sering ke rute Puncak, Bandung, dan kawasan barat Pulau Jawa. Kawasan Cianjur-Sukabumi ternyata menawarkan petualangan yang berbeda dan mengesankan.

Kami mencoba merasakan perjalanan itu dari Stasiun Paledang di Kota Bogor, akhir September lalu. Ada tiga jadwal keberangkatan kereta dari stasiun itu ke Cianjur dan dua keberangkatan ke Sukabumi. Kami memilih jadwal keberangkatan pukul 07.55 agar dapat menikmati suasana pagi lewat jendela kereta. Setiap keberangkatan kereta tersedia beragam tiket, mulai dari kelas ekonomi Rp 40.000 per orang sampai kelas eksekutif Rp 85.000 per orang.

Pagi itu, suasana Stasiun Paledang yang terletak di sisi selatan Stasiun Bogor tidak terlalu ramai. Kami menunggu di salah satu kedai makan sambil menikmati ketupat sayur dan kopi panas. Di kedai-kedai itu juga tersedia sajian masakan khas Bogor, suasana dan tempat yang pas untuk memulai petualangan kecil.

Kereta Pangrango yang kami tumpangi sudah siap berangkat dari stasiun sebelum pukul 07.55. Penumpang mulai bersiap masuk ke dalam gerbong. Sementara pramugari melempar senyum kepada penumpang yang akan memasuki gerbong. Kami bertiga memilih gerbong eksekutif rangkaian depan kereta setelah lokomotif.

Keramahan itu terasa menyejukkan, sesejuk ruangan dalam gerbong eksekutif dengan kursi empuk. Perjalanan ke Cianjur melintasi 14 stasiun dimulai. Sebenarnya pagi itu kami bertiga mengantuk karena harus berangkat sebelum subuh dari rumah masing-masing. Namun, kantuk itu serasa lenyap karena pemandangan di luar jendela kereta begitu menarik.

Kami memperhatikan setiap tempat yang dilewati dari jendela kanan dan kiri gerbong. Tidak lama setelah meninggalkan Stasiun Paledang, kami melihat punggung gunung-gunung dari jendela kereta. Setelah Stasiun Batu Tulis, Bogor, kami masih bisa menikmati aktivitas petani di ladang persawahan yang menghijau.

Saat berada di punggung gunung di sisi kanan jendela kereta terlihat Gunung Salak (2.211 meter di atas permukaan laut/mdpl) dan Gunung Halimun (1.929 mdpl). Sementara di sisi kiri jendela kereta berdiri kokoh Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Prangrango (3.019 mdpl).

Asyik juga menikmati perjalanan melintasi pegunungan. Namun, sayangnya, akses transportasi ke wilayah ini terbatas. Lamunan penulis terhenti ketika kereta melintasi sisi sekolah dasar di wilayah Sukabumi.

Terowongan Lampegan

Ada ruas penting yang layak diulas di jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur, yaitu terowongan Lampegan. Terowongan ini dari arah Bogor berada sebelum Stasiun Lampegan. Terowongan masuk ke perut sebuah bukit di Desa Cibokor, Cianjur, Jawa Barat. Lantaran longsor di terowongan inilah jalur kereta Bogor-Cianjur tidak dapat dibuka.
Sejumlah warga bermain di sekitar mulut terowongan jalur kereta api di Lampegan, Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, jalur penghubung kereta api Cianjur Sukabumi, Senin (7/4/2014). Terowongan tertua di Indonesia dengan panjang 686 meter ini dibangun tahun 1879-1882 oleh Staats Spoorwegen, perusahaan kereta api masa Hindia Belanda.

Masuk terowongan dengan menggunakan kereta itu sesuatu banget, meminjam ungkapan seorang pesohor. Pengalaman ini bagaikan di film-film fiksi yang sering kami lihat. Adegan yang biasanya kami lihat di film sebentar lagi kami alami. Beberapa saat ketika gerbong kereta memasuki terowongan sepanjang pemandangan di luar jendela menjadi gelap. Walau gelap, tetap saja, kami penasaran mengintip dari balik jendela, tetap saja gelap.

Sesaat kemudian, jendela kembali terang setelah melintasi terowongan sepanjang 415 meter. Terowongan ini sebelumnya lebih panjang, yakni 686 meter. Namun, karena longsor akibat peristiwa tektonik, panjang terowongan terpotong. Terowongan yang dibangun tahun 1882 itu menjadi terowongan kereta tertua di Indonesia.

Masih tentang Lampegan, stasiun tidak jauh dari lokasi situs megalitikum Gunung Padang yang sedang ramai dibicarakan orang. Lokasi Gunung Padang paling tidak sekitar 3 kilometer dari Stasiun Lampegan melewati perkebunan teh.

Menurut Aditya, pemerhati sejarah kereta Indonesia, jalur Sukabumi-Cianjur merupakan bagian jalur utama kereta yang menghubungkan Bogor-Bandung. Jalur ini dibangun tahun 1883-1884 oleh perusahaan kereta Pemerintah Hindia Belanda Staatspoorwagen. Jalur ini menjadi jantung distribusi mengangkut hasil bumi teh, kopi, dan kina ke pelabuhan di Batavia. Jalur ini menjadi jalur utama kereta dari Jakarta-Bogor-Bandung sebelum jalur Cikampek selesai dibangun tahun 1906.

Ditutup bertahun-tahun

Jalur kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur pernah tutup selama bertahun-tahun. Lantaran banyaknya permintaan warga, November 2013 PT Kereta Api Indonesia membuka jalur Bogor-Sukabumi. Tiga bulan kemudian, tepatnya Februari 2014, jalur Sukabumi-Cianjur dibuka untuk umum. Rute ini sangat membantu mengurai macet di jalur Ciawi-Sukabumi yang padat dan buruk kondisi jalannya. Pembukaan jalur kereta ini disambut positif warga yang selama ini hanya mengandalkan jalan raya.
Terowongan jalur kereta api di Lampegan, Cibeber, Cianjur, Jawa Barat. Terowongan tertua di Indonesia dengan panjang 686 meter ini dibangun tahun 1879-1882 oleh Staats Spoorwegen, perusahaan kereta api masa Hindia Belanda.

Sebagai warga Sukabumi, Winarto Suharli (31) senang jalur ini dibuka kembali. Perjalanan ke Sukabumi dari Bogor menjadi lebih cepat dan nyaman. Geliat perekonomian di dua daerah ini ikut bergairah. ”Saya merasakan sendiri, Kota Sukabumi semakin hidup. Hotel bertambah banyak, tempat nongkrong pun mulai banyak,” kata Winarto.

Tidak terasa perjalanan kami sudah berakhir di Stasiun Cianjur menjelang pukul 12.00. Udara hangat menyambut kedatangan kami di stasiun. Suasananya mengingatkan kami pada suasana desa di kampung halaman. Kini, saatnya menelusuri kekayaan kuliner. (Prasetyo Eko P/Andy Riza Hidayat)
Kemarau Panjang, Warga Sukabumi Berebut Air Bersih
Belasan kecamatan di Sukabumi mengalami krisis air.


VIVAnews – Kemarau panjang tanpa hujan selama beberapa bulan, membuat warga Sukabumi kelimpungan mencari air bersih. Salah satunya di Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantar Gadung, Sukabumi.

Jumat, 10 Oktober 2014, terlihat warga Bojonggaling mengantre panjang guna mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah. Air bersih sebanyak 3 tangki tersebut disalurkan langsung pada warga oleh Polres Sukabumi. 

Warga mengumpulkan ember, jeriken dan galon untuk menampung air. Sempat terjadi keributan karena warga mulai berebut mendapatkan air ketika persediaan di tangki mulai menipis.

Ayi (37 tahun), warga Bojonggaling mengaku sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah terkait air bersih. Menurutnya, area tempat tinggalnya sudah mengalami krisis air bersih selama beberapa minggu terakhir. 

“Sungai di sini sudah mengering, kami terpaksa mandi menggunakan air yang kotor karena bercampur lumpur. Sementara untuk air minum, kami membeli hingga ke Citarik,” ujarnya saat diwawancara ANTV. 

Dia berharap pemerintah bisa terus melanjutkan pengiriman air bersih secara berkala. 

“Kiriman air bersih ini sangat bermanfaat bagi warga. Apalagi, sekarang banyak warga yang mulai gatal-gatal karena mandi menggunakan air kotor,” imbuhnya. 

Dari data yang berhasil dihimpun, dari 47 kecamatan yang ada di Sukabumi, sepertiga di antaranya mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang. 

(Mohamad Akasah/ANTV) 

© VIVA.co.id

Perda Larangan Miras di Sukabumi Temui Banyak Tantangan



Metrotvnews.com, Sukabumi: Wakil Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, Achmad Fahmi mengaku banyak tantangan dan rintangan dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1/2014 tentang Larangan Peredaran Miras. Namun tantangan itu bukan berarti menjadi kendala bagi Pemkot Sukabumi untuk memberantas peredaran minuman beralkohol.

"Banyak tantangannya mengimplementasikan Perda itu," tegas Fahmi, Sabtu (11/10/2014).

Bukan pekerjaan mudah mengimplementasikannya. Butuh kerja sama semua pihak agar Kota Sukabumi benar-benar terbebas dari peredaran minuman beralkohol.

"Kota Sukabumi harus terbebas nol persen dari peredaran miras. Jika tak seperti ini tidak akan pernah tuntas," terangnya.

Termasuk juga soal produk-produk makanan yang harus betul-betul layak dikonsumsi oleh masyarakat. Satu di antara caranya adalah dengan melabel halal produk-produk makanan.

"Tentu saja kita ingin produk makanan yang beredar di Sukabumi betul-betul layak konsumsi. Dalam artian, label halal itu harus ada dalam setiap produk makanan yang beredar di Sukabumi," tegas Fahmi.

Selama ini, kata Fahmi, label halal produk makanan atau kosmetik, belum begitu memasyarakat. Artinya, masyarakat terkadang tak teliti memerhatikan label halal.

"Satu di antaranya jajanan di sekolahan. Apakah selama ini masyarakat memerhatikan jajanan yang dibeli itu sudah berlabel halal atau tidak. Ke depan, kita ingin Kota Sukabumi ini betul-betul terbebas dari minuman beralkohol atau minuman keras maupun produk-produk makanan tak berlabel halal," pungkasnya.

Menurut Fahmi, label halal itu penting sebagai bentuk perlindungan kepada konsumen. Masyarakat akan nyaman dan aman mengonsumsi produk makanan.

"Termasuk juga para pelaku UMKM, harus mulai melabel halal hasil produksi mereka, terutama yang bergerak dalam sektor industri makanan. Contohnya di Malaysia, saat kali pertama mengeluarkan aturan label halal, banyak tantangannya. Tapi sekarang ternyata bisa menghasilkan keuntungan," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MUI Kota Sukabumi, Kusoy mengaku, terus melakukan pengawasan terhadap produk-produk pelaku UKM karena hasil pendataan di lapangan masih banyak yang belum berlabelisasi halal. Dia menyayangkan kondisi itu karena secara langsung maupun tidak, akan berdampak terhadap tingkat kepercayaan konsumen.

"Banyak industri rumahan yang belum menyertakan label halal. Ini penting karena harus memberikan kepercayaan kepada konsumen," kata Kusoy.

MUI terus mendorong agar para pelaku UKM bisa melek label halal. Tahun ini tercatat ada 22 pelaku UKM yang mendaftarkan label halal dengan bantuan dana dari Gubernur Jawa Barat.

"Untuk pelaku UKM sebetulnya tinggal menyerahkan data saja untuk mendapatkan sertifikat label halal. Nanti yang mengurusinya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan," terangnya.

Menurut Kusoy, makanan produk UKM memang perlu dikaji dan diteliti kadarnya, sebab tak menutup kemungkinan mengandung bahan pengawet yang bisa membuatnya jadi haram. Karena itu, pengawasan perlu dilakukan semua pihak.

"Kami juga selalu mengawasi dan mengevaluasi karena sertifikat halal itu berlaku untuk dua tahun," ucapnya. (Benny Bastiandy)
ADF

Sabtu, 24 Mei 2014

PONDOK MODERN DARUUSSALAM GONTOR

Add caption

Sejarah

Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan pada tgl 20 September 1926/ 12 Rabi’ul Awwal 1345
oleh tiga bersaudara:
K.H. Ahmad Sahal (1901 – 1977)
K.H. Zainudin Fananie (1908 – 1967)
K.H. Imam Zarkasyi (1910 – 1985)
5 Syawwal 1355/19 Desember 1936
Kulliyatu-l Mu’allimin al-Islamiyah (KMI), didirikan oleh K.H. Imam Zarkasyi.
Sebuah sekolah tingkat menengah, masa belajar 6 th, untuk mencetak guru-guru Islam, dengan sistem pesantren, mengajar-kan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum secara seimbang.
Pelajaran agama dan bahasa (Arab dan Inggris) disampaikan dengan bahasa pelajaran (tidak diterjemahkan).
1948
Terjadi Pemberontakan PKI di Madiun, Para Kyai di wilayah Madiun dan sekitarnya ditangkap dan ditawan oleh gerombolan PKI, termasuk Kyai Gontor. Sebagian besar mereka dibantai, namun para Kyai Gontor selamat berkat bala bantuan dari Pasukan Siliwangi.
28 Rabi’u Awal 1378/ 12 Oktober 1958
Para pendiri Pondok mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat.
Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota IKPM yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG.
29 Jumada Tsaniyah 1383/ 17 Nopember 1963
Perguruan Tinggi Darussalam berdiri. Sejak 1996 diubah namanya menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
ISID mempunyai 3 fakultas:
Tarbiyah; jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab.
Ushuluddin; jurusan Perbandingan Agama, Filsafat Pemikiran Islam.
Syari’ah; jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum; dan jurusan Manajemen & Lembaga Keuangan Islam.
7 Dzulhijjah 1386/ 19 Maret 1967
Terjadi pemberontakan terhadap Kyai/Pimpinan Pondok, didalangi oleh sebagian santri senior, bertujuan mengambil alih kepemimpinan di Pondok.
Kyai/Pimpinan Pondok memulangkan seluruh santrinya. Pondok untuk sementara waktu diliburkan.
Hanya sebagian santri yang dipanggil oleh Pimpinan Pondok yang boleh kembali belajar/nyantri di PMDG.
Pasca peristiwa, semakin banyak santri yang datang dan Pondok bertambah maju pesat.
Generasi Kedua
30 Rajab 1405/ 21 April 1985, K.H. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok terakhir, wafat.
Sidang Badan Wakaf menetapkan tiga pimpinan baru:
K.H. Shoiman Luqmanul Hakim
K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
K.H. Hasan Abdullah Sahal
Th 1999, K.H. Shoiman Luqmanul Hakim wafat, digantikan oleh Drs. K.H. Imam Badri (wafat 8 Juni 2006)
Thn 2006, Drs. KH Imam Badri

Visi

Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah talab al-’ilmi; dan menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.

Misi

1. Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengeta-huan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Tujuan

  1. Terwujudnya generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
  2. Terbentuknya generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
  3. Lahirnya ulama intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir.
  4. Terwujudnya warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Motto

  • Berbudi tinggi
  • Berbadan sehat
  • Berpengetahuan luas
  • Berpikiran bebas

Panca Jiwa

  • Keikhlasan
  • Kesederhanaan
  • Berdikari
  • Ukhuwah Islamiyah
  • Jiwa Bebas

Panca Jangka

  • Pendidikan dan Pengajaran
  • Kaderisasi
  • Pergedungan
  • Pengadaan Sumber Dana
  • Kesejahteraan Keluarga Pondok

Orientasi Pendidikan & Pengajaran

  • Keislaman
  • Keilmuan
  • Kemasyarakatan

Strategi Pendidikan

  • Kehidupan Pondok dengan segala TOTALITASNYA menjadi media pembelajaran dan pendidikan.
  • Pendidikan berbasis komunitas: segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami oleh para santri dan warga Pondok dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Profil Alumni

  • Mukmin, muslim, muhsin.
  • Komit pada perjuangan.
  • Perekat ummat.
  • Berjiwa guru.
  • Warga negara yang baik.

Kurikulum KMI

  • Kurikulum KMI terdiri dari Ilmu Pengetahuan Umum 100%, Ilmu Pengetahuan Agama 100%.
  • Hal ini menunjukkan bahwa antara ilmu agama dan umum tidak dapat dipisahkan, semuanya ilmu Islam. Semua bersumber dari Allah dengan segala ciptaan-Nya atau segala sesuatu yang lahir dari ciptaan-Nya.
  • Secara mendasar, tujuan pengajaran kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah.
  • Kurikulum KMI tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan di dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidik-an yang tak terpisahkan.

Isi Kurikulum

  • Bahasa Arab
  • ‘Ulum Islamiyah; utk kls II ke atas menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.
  • Keguruan
  • Bahasa Inggris
  • Ilmu Pasti; Matematika dan IPA
  • Ilmu Pengetahuan Sosial
  • Keindonesiaan/Kewarganegaraan

Guru KMI

  • Berasal dari tamatan KMI Gontor, atau lulusan KMI yang telah tamat belajar di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri; dan wajib bertempat tinggal di asrama.
  • Tugas:
  • Sebagai guru/pendidik;
  • Sebagai mahasiswa ISID;
  • Sebagai pembantu Pondok: tata usaha, pengurus unit usaha, pembimbing kegiatan santri, dll.

Peningkatan Kompetensi Guru

  • Penataran dan Pelatihan
  • Ta’hil ( Pengayaan Guru Materi Pelajaran) – Program Mingguan.
  • Tugas Belajar
  • Pemeriksaan Satuan Pelajaran
  • Supervisi Pengajaran
  • Pemeriksaan Pencapaian Target KBM dg memeriksa catatan siswa.

Kegiatan KMI

  1. Kegiatan Harian: KBM di kelas dan Lab. IPA.
  2. Kegiatan Mingguan: Pertemuan Guru (setiap Kamis siang), Pertemuan Ketua Kelas (setiap Jum’at malam), Rapat Pengurus KMI (setiap Rabu malam).
  3. Kegiatan Tengah Tahunan: Ujian Tengah Semester I & II dan Ujian Akhir Semester I & II.
  4. Kegiatan Tahunan: Kajian kitab klasik dan kontemporer, latihan membuka kamus arab, praktek mengajar, economic study tour, penulisan karya ilmiah, manasik haji.
  5. Bentuk Evaluasi/Ujian: Tengah Semester, Semester, dan Akhir (EBTA).
  6. Semester & EBTA: Lisan; Tulis; dan Praktek.

Kalender Kegiatan

  1. Pendaftaran Calon Siswa & Daftar Ulang: 2 – 10 Syawwal.
  2. Pembukaan Tahun Pelajaran: 11 Syawwal.
  3. Ujian Masuk KMI: 11 Syawwal
  4. Ujian Semester I: 13 Safar – 8 R. Awwal.
  5. Liburan Semester I: 10 – 19 R. Awwal.
  6. Ujian Akhir (EBTA) Kelas VI: 1 J. Tsaniyah – 21 Rajab; Praktek Mengajar, Ujian Lisan, Ujian Tulis.
  7. Ujian Semester II: 25 Rajab – 18 Sya’ban.
  8. Liburan Semester II: 20 Sya’ban – 10 Syawwal.

Pengakuan

  1. Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Arab Mesir, tahun 1957
  2. Kementerian Pengajaran Kerajaan Arab Saudi, tahun 1967
  3. University of the Punjab, Lahore, Pakistan, tahun 1991
  4. Dirjen Binbaga Islam Depag RI th. 1998
  5. Menteri Pendidikan Nasional RI th. 2000

Syarat Masuk KMI

  1. Tamat SD/MI atau SLTP (utk program Intensif).
  2. Lulus Tes Lisan: Al-Qur’an dan Ibadah.
  3. Lulus Tes Tulis: Hitung Angka, Hitung Soal, Bahasa Indonesia, dan Imla’ (dikte arab).
  4. Sehat jasmani & rohani (pemeriksaan di BKSM Pondok Modern Gontor).
  5. Memenuhi persyaratan administrasi.
  6. Siap bertempat tinggal di asrama.

Kegiatan Ekstrakurikuler

  1. Pramuka
  2. Olahraga
  3. Kesenian
  4. Latihan Pidato dlm bhs Indonesia, Arab, dan Inggris
  5. Khutbah Jum’at
  6. Tau’iyah Diniyah
  7. Diskusi
  8. Kursus Komputer
  9. Praktek di Laboratorium Bahasa
  10. Kursus Jurnalistik
  11. Majalah Dinding dlm bhs Arab dan Inggris
  12. Baca buku di Perpustakaan
  13. Keterampilan
  14. Praktek Manajemen Organisasi dan Koperasi
  15. Bersih Lingkungan, dll.

Gagasan dan Cita-Cita

Apakah gagasan dan cita-cita para pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo sehingga mempunyai tekad yang begitu besar? Cita-citanya terutama adalah rasa tanggung jawab memajukan ummat Islam dalan mencari ridha Allah. Tempat yang dipilih untuk mewujudkan cita-cita itu adalah Pondok Pesantren, yaitu lembaga pendidikan Islam yang pernah berjaya pada masa nenek moyang mereka tatapi pada saat itu telah mati.
Pendidikan pondok pesantren adalah model pendidikan Islam yang banyak dipakai dan berlaku di beberapa negara Islam. Namun, di negara-negara itu pendidikan Islam telah banyak mengalami kemajuan dan perkembangan, sedangkan lembaga pendidikan pesantren di Indonesia karena situasi penjajahan dan lain-lain belum mampu berkembang pesat sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan di negara-negara Islam lainnya. Karena itu pengembangan pondok pesantren di Indonesia perlu mengambil kaca perbandingan dari lembaga-lembaga Islam di luar negeri yang serupa dengan sistem pendidikan pesantren.

Gontor sebagai Sintesa Al-Azhar, Syanggit, Aligarh dan Santiniketan

Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, pada awal pembangunan Pondok Gontor Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem pondok pesantren. Di Mesir terdapat Universitas al-Azhar yang terkenal dengan keabadiannya. Al-azhar bermula dari sebuah masjid yang didirikan oleh Penguasa Mesir dari Daulah Fatimiyyah. Universitas ini telah hidup ratusan tahun dan telah memiliki harta wakaf yang mampu memberi beasiswa kepada siswa dari seluruh dunia. Di Mauritania terdapat Pondok Syanggit. Lembaga pendidikan ini harum namanya berkat kedermawanan dan keikhlasan para pengasuhnya. Syanggit adalah lembaga pendidikan yang dikelola dengan jiwa keikhlasan; para pengasuh mendidik murid-murid siang-malam serta menanggung seluruh kebutuhan santri. Di India terdapat Universitas Muslim Aligarh, sebuah lembaga pendidikan modern yang membekali mahasiswanya dengan ilmu pengetahuan umum dan agama serta memjadi pelopor revival of Islam. Di India juga terdapat perguruan Santiniketan, didirikan oleh Rabindranath Tagore, seorang filosuf Hindu. Perguruan yang dikenal dengan kedamaiannya ini berlokasi di kawasan hutan, serba sederhana dan telah mampu mengajar dunia.
Keempat lembaga pendidikan tersebut menjadi idaman para pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, karena itu mereka hendak mendirikan lembaga pendidikan yang merupakan sintesa dari empat lembaga di atas.

Bermula dari Kongres Umat Islam

Selain itu, gagasan untuk membangun Gontor Baru dan gambaran tentang bentuk pendidikan dan lulusannya diilhami oleh peristiwa dalam Konggres Ummat Islam Indonesia di Surabaya pada pertengahan tahun 1926. Kongres itu dihadiri oleh tokoh-tokoh ummat Islam Indonesia, misalnya H.O.S.Cokroaminoto, Kyai Mas Mansur, H. Agus Salim, AM. Sangaji, Usman Amin, dan lain-lain.
Dalam kongres tersebut diputuskan bahwa ummat Islam Indonesia akan mengutus wakilnya ke Muktamar Islam se-Dunia yang akan diselenggarakan di Makkah. Tetapi timbul masalah tentang siapa yang akan menjadi utusan. Padahal utusan yang akan dikirim ke Muktamar tersebut harus mahir sekurang-kurangnnya dalam bahasa Arab dan Inggris. Dari peserta kongres tersebut tak seorang pun yang menguasai dua bahasa tersebut dengan baik. Akhirnya dipilih dua orang utusan, yaitu H.O.S. Cokroaminoto yang mahir berbahasa Inggris dan K.H. Mas Mansur yang menguasai bahasa Arab. Peristiwa ini mengilhami Pak Sahal yang hadir sebagai peserta konggres tersebut akan perlunya mencetak tokoh-tokoh yang memiliki kriteria di atas .
Kesan-kesan Kyai Ahmad Sahal dari kongres itu menjadi topik pembicaraan dan merupakan masukan pemikiran yang sangat berharga bagi bentuk dan ciri lembaga yang akan dibina di kemudian hari .
Selain itu, situasi masyarakat dan lembaga pendidikan di tanah air saat itu juga mengilhami timbulnya ide-ide mereka. Banyak sekolah yang dibina oleh zending-zending Kristen yang berasal dari Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat; guru-guru yang pandai dan cakap dalam penguasaan materi dan metodologi pengajaran serta penguasaan ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan. Sementara itu, lembaga pendidikan Islam belum mampu menyamai kemajuan mereka. Diantara sebab ketidakmampuan itu adalah kurangnya pendidikan Islam yang dapat mencetak guru-guru Muslim yang cakap, berilmu luas dan ikhlas dalam bekerja serta memiliki tanggung jawab untuk memajukan masyarakat
Dari sisi lain, lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada saat itu sangat timpang, satu lembaga pendidikan memberikan pelajaran umum saja dan mengabaikan pelajaran-pelajaran agama, lembaga-lembaga pendidikan lain hanya mengajarkan ilmu agama dan mengesampingkan pelajaran umum. Padahal keduanya adalah ilmu Islam dan sangat diperlukan oleh ummat Islam. Maka pondok pesantren yang akan dikembangkan itu harus memperhatikan hal ini .
Situasi sosial dan politik bangsa Indonesia berpengaruh pula pada pendidikan; banyak lembaga pendidikan yang didirikan oleh partai-partai dan golongan-golongan politik. Dalam lembaga pemdidikan itu ditanamkan pelajaran tentang partai atau golongan. Sehingga timbul fanatisme golongan. Sedangkan para pemimpinnya terpecah karena masuknya benih-benih perpecahan yang disebarkan oleh penjajah. Maka lembaga pendidikan itu harus dibebaskan dari kepentingan golongan atau partai politik tertentu, dan “berdiri di atas dan untuk semua golongan”.
Tidak dapat disangkal bahwa ummat Islam Indonesia, juga ummat Islam di seluruh dunia, terbagi ke dalam berbagai suku, bangsa, negara, dan bahasa; mereka juga terbagi ke dalam aliran-aliran paham agama; mereka juga terbagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok organisasi dan gerakan baik dalam bidang politik, sosial, dakwah, ekonomi, maupun yang lain. Kenyataan ini menunjukkan adanya faktor pengkategori yang beragam. Tetapi, harus tetap disadari bahwa kategori-kategori tersebut tidak bersifat mutlak. Karena itu, semua dasar klasifikasi tersebut tidak boleh dijadikan dasar pengkotak-kotakan ummat yang menjurus kepada timbulnya pertentangan dan perpecahan di antara mereka. Maka lembaga pendidikan harus berusaha menanamkan kesadaran mengenai hal ini, serta mengajarkan bahwa faktor pengkategori yang sebenarnya adalah Islam itu sendiri; ummat Islam seluruhnya adalah bersaudara dalam satu ukhuwwah diniyyah.
Bangsa ini terus berkembang dan semua itu menjadi perhatian, pengamatan, dan pemikiran para pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Secara bertahap sistem pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor berjalan dengan berbagai percobaan pengembangan dari waktu ke waktu. Ketiga pendiri yang memiliki latarbelakang pendidikan yang berbeda itu saling mengisi dan melengkapi, sehingga Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menjadi seperti sekarang ini.
Namun semua yang ada saat ini belum mencerminkan seluruh gagasan dan cita-cita para pendiri Gontor. Karena itu adalah tugas generasi penerus untuk memelihara, mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan ini demi tercapainya cita-cita para pendirinya.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes